Pages

Minggu, 08 Januari 2012

Teori Organisasi Umum (contoh kasus)


Kasus 1 : Hartoyo Sebagai Manajer

Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.

Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi "grapevine", bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan, "dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu."

Pertanyaam kasus:
1. Gaya kepemimpinan macam apa yang di gunakan Hartoyo ? 
    Bagaimana keuntungan dan kelemahannya ?
    Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara .
2. Konsekuensinya apa ,bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya ?
    Apa saran saudara bagi perusahaan ,untuk merubah keadaan ?

JAWABAN :
1. Gaya kepemimpinan yang digunakan Hartoyo merupakan gaya Otoriter / Otokratis. Adapun gaya kepemimpinan otoriter / otokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.
  • Teknik-teknik dan langkah-langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan dating selalu tidak pasti untuk tingkat yang luas.
  • Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bersama setiap anggota.
  • Pemimpin cenderung menjadi “pribadi” dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota ; mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan keahliannya.

Keuntungan dari tipe otokratis yaitu pemimpin jenis otokratis biasanya sangat perhatiaan terhadap efisiensi dan efektivitas kerja, tapi sayang meninggalkan perhatian pada peran anak buah dalam satu kesatuan gerak guna keberhasilan kepemimpinannya.

Kekurangannya dari tipe otokratis yaitu menerapkan komunikasi satu arah (one way traffic of comunication), saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali, lebih banyak kritik daripada memuji bawahan, dan pengawasan kepada anak buah ketat sehingga membuat anak buahnya tidak puas dan agresif.

Motivasi bawahan hartoyo di perusahaan sekarang kurang karena semua keputusan diambil sendiri tanpa melibatkan bawahan sehingga kerjasama akan terjalin secara kurang baik. Sedangkan motivasi bawahan hartoyo di tentara akan semakin tinggi, karena seorang bawahan di tentara membutuhkan sebuah keputusan dari komandonya yang tegas dan didikan yang disiplin juga.

2. Konsekuensi jika hartoyo tidak merubah gaya kepemimpinannya yaitu karyawannya akan merasa kurang puas dan tidak nyaman dengan cara kepemimpinan yang Otokratis.
Saran saya : Untuk merubah keadaan, seharusnya digunakan gaya kepemimpinan yang Demokratis, mengapa menggunakan gaya ini? Alasannya, karena akan terjadi interaksi atasan dengan bawahan yang akan menghasilkan nilai positif. Contohnya : Seorang atasan menerima berbagai masukan dari karyawannya, yang mungkin akan berdampak baik pada perusahaannya, sehingga diharapkan perusahaan tersebut dapat berkembang dengan baik.


1 komentar: